mengapa otakmu berkelit untuk sebuah alasan
sedangkan baumu sudah kucium
mengapa wajahmu berkerut untuk sebuah penipuan
padahal riasmu sudah kuhapus
segalanya telah terkuak
nyata tingkah liar itu mulai berlaga
berliuk di atas tiang norma yang ada
bak lakon di atas panggung pentas
sampai kapan sebongkah kebusukan kau genggam
terus kau simpan di balik punggung
sementara cela antara jarimu
membebaskan aromanya di udara bebas
0 comments